Posted by : Muhammad Anam

Data sublanguage terdiri dari dua bagian yaitu Data Definition Language (DDL)  dan  Data  Manipulation  Language  (DML).  DDL  digunakan  secara spesifik untuk skema database, dan DML digunakan untuk membaca dan memperbarui  database.  Bahasa  ini  disebut  sebagai  data  sublanguage  karena tidak memasukkan bentuk pengulangan dan kondisional yang disediakan oleh bahasa pemrograman tingkat tinggi. Banyak DBMS mempunyai fasilitas untuk memasukkan sublanguage ke dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti COBOL, Fortran, Pascal, C, C++, Java, Visual Basic, dll.
Data Definition Language (DDL)
DDL adalah sebuah bahasa yang membolehkan DBA atau pemakai untuk menggambarkan dan menamai sebuah entity, attribute, dan relationship yang dibutuhkan oleh aplikasi, bersama dengan suatu associated integrity dan security constraint.
Hasil dari kompilasi statement DDL adalah himpunan tabel yang tersimpan pada kumpulan file tertentu yang disebut sebagai system catalog. System catalog berintegrasi dengan meta-data, di mana data tersebut menjelaskan obyek-obyek di  dalam  database  dan  mempermudah  pengaksesan  serta  manipulasi  objek. Meta-data berisi definisi dari record, data item, dan obyek-obyek lainnya yang dibutuhkan oleh DBMS. DBMS biasanya memeriksa system catalog sebelum data aktual diakses pada database. Data dictionary dan data directory biasanya digunakan untuk menggambarkan system catalog, meskipun data dictionary biasanya lebih banyak digunakan pada sistem perangkat lunak umum dibandingkan dengan DBMS.
Data Manipulation Language (DML)
DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan sejumlah operasi yang mendukung proses manipulasi data dasar yang ada pada database.
Proses manipulasi data yang biasanya digunakan :
    Memasukkan data baru ke dalam database.
    Memodifikasi data yang tersimpan dalam database.
    Mengambil data yang terdapat dalam database.
    Menghapus data dari database.
Oleh karena itu, salah satu fungsi utama DBMS adalah mendukung DML yang   dapat   digunakan   oleh   pemakai   untuk   membangun   statement   agar manipulasi data dapat terjadi. Manipulasi data berlangsung pada internal, conceptual, dan external level. Bagian dari DML yang melibatkan pengambilan data disebut query language.
DML dibedakan menurut cara pengambilan data, yaitu procedural dan non- procedural. Perbedaan utama antara kedua DML bahwa procedural menjelaskan bagaimana cara mendapatkan  hasilnya sedangkan non-procedural menjelaskan hasil apa yang akan didapatkan.
Database Application Lifecycle
Sistem informasi adalah sumber yang dapat mengumpulkan, mengelola, mengatur, dan membagi segala informasi untuk organisasi. Menurut Connolly (2002, p270) sejak tahun 1970, sistem database telah menggantikan penggunaan file-based system sebagai bagian sistem informasi dari perusahaan. Oleh karena itu, banyak organisasi mendirikan bagian yang berfungsi khusus sebagai data administration (DB) dan database administration (DBA), yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengatur data perusahaan dan database perusahaan.
Sistem  informasi  berbasis  komputer  terdiri  dari  sebuah  database,  piranti lunak database, piranti lunak aplikasi, perangkat keras komputer, dan pemakaian perseorangan dan perkembangan sistem.
Komponen terpenting dari sistem informasi adalah database. Pemakaian dan perkembangan  dari  database  harus  memenuhi  kebutuhan  terbesar  dari perusahaan. Sistem Basisdata adalah penerapan database ke dalam sistem informasi
Tingkatan dari information systems lifecycle atau software development lifecycle (SDLC) terdiri dari perencanaan, analisis kebutuhan, perancangan, pembuatan prototype, implementasi, testing, konversi, dan operasi pemeliharaan.
Tingkatan dari database application lifecycle memiliki bentuk yang tidak kaku, tetapi mengikuti bentuk dari bentuk semula yaitu feed back loops.
Untuk aplikasi database kecil, dengan jumlah pemakai yang kecil, siklus hidup   yang   diperlukan   tidak   terlalu   kompleks.   Meskipun   begitu,   ketika merancang database aplikasi menengah ke atas dengan jumlah pemakai dari 10 hingga 1000, menggunakan ratusan query dan program aplikasi, siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks.
Langkah-langkah dalam siklus hidup database aplikasi :
    Database planning, adalah merencanakan bagaimana setiap langkah dapat dijalankan seefisien dan seefektif mungkin.
    System definition, adalah menspesifikasi ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database, pemakai, dan area aplikasi.
    Requirement  collection  and  analysis,  adalah  analisa  dan  pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dari pemakai dan area aplikasi.
    Database design, adalah perancangan conceptual, logical, dan physical dari
database.
    DBMS  selection,  adalah  memilih  DBMS  yang  cocok  untuk  aplikasi
database.
    Application design, adalah merancang antarmuka pemakai dan program apikasi yang menggunakan dan memproses database.
    Prototyping, adalah membuat sebuah model kerja dari aplikasi database yang membolehkan perancang atau pemakai untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem yang dibuat akan berjalan.
    Implementation, adalah membuat definisi external, conceptual, dan internal database dan aplikasi program.
    Data conversion and loading, adalah memasukkan data dari sistem lama ke sistem baru.
    Testing, adalah aplikasi database akan diuji untuk mendapatkan kesalahan dan divalidasi dengan kebutuhan yang dispesifikasi pemakai.
    Operational       maintenance,       adalah       aplikasi       database       telah diimplementasikan sepenuhnya. Sistem tersebut akan diawasi dan  dirawat berkala. Ketika dibutuhkan, kebutuhan baru dapat ditambahkan ke dalam aplikasi database melalui langkah-langkah siklus hidup.
Normalisasi
Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah relasi dengan properti yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan data dari suatu perusahaan. Menurut Connolly (2002, p376) proses normalisasi pertama kali dikembangkan oleh E. F. Cood. Normalisasi seringkali dilakukan dengan cara menjalankan serangkaian tes pada relasi untuk menentukan apakah itu dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan bentuk normal.
Proses normalisasi merupakan metoda yang mengidentifikasi relasi berdasarkan primary key atau candidate key dan ketergantungan fungsional di antara atribut-atributnya. Proses ini juga berguna untuk menghindari anomaly update. Anomaly update bisa terjadi karena adanya duplikasi data.
Urutan proses dari normalisasi berdasarkan urutannya  :
    Unnormalized Form (UNF)
Ini merupakan sebuah tabel yang masih memiliki satu atau lebih kumpulan data yang berulang.
    First Normal Form (1NF)
Pada  tahap  ini  data  yang  berada  dalam  setiap  kolom  dan  baris  dibuat bernilai tunggal. Ini dilakukan dengan cara menghilangkan grup data yang berulang dengan memasukkan data yang cocok pada kolom yang kosong dari baris yang memiliki data berulang tersebut.
    Second Normal Form (2NF)
Tahap ini berdasarkan pada konsep full functional dependency. Full functional dependency mengidentifikasi bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi, B memiliki full functional dependency terhadap A jika B memiliki ketergantungan fungsional terhadap A, tapi tidak pada subset dari A. Jadi definisi dari 2NF adalah relasi yang 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key memiliki full functional dependency terhadap primary key.
    Third Normal Form (3NF)
Ini adalah relasi yang sudah dalam bentuk 1NF dan 2NF, dan dimana tidak ada  atribut  yang  bukan  primary  key  memiliki  transitive  dependency terhadap primary key.
    Boyce-Codd Normal Form(BCNF)
Suatu relasi dikatakan BCNF jika dan hanya jika, setiap determinan adalah candidate key. Untuk menentukan apakah suatu relasi adalah BCNF, kita menentukannya  dengan  mengidentifikasi  semua  determinan  dan memastikan semua itu adalah candidate key.
    Fourth Normal Form(4NF)
Sebuah relasi dikatakan 4NF saat relasi tersebut dalam BCNF dan tidak lagi memiliki non-trivial Multi Valued Dependencies(MVD). MVD sendiri

adalah  dependensi  antara  atribut-atribut  dalam  relasi  meskipun  relasi tersebut telah BCNF sehingga menyebabkan redundansi data.
    Fifth Normal Form(5NF)
5NF atau juga disebut Project-Join Normal Form(PJNF) adalah sebuah relasi yang tidak lagi memiliki join dependency.
Perancangan Database
Metodologi desain adalah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, tool, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Metodologi desain terdiri dari beberapa fase berisi  langkah-langkah  yang  membantu  perancang  menentukan  teknik  yang cocok untuk digunakan pada setiap langkah, serta membantu perancang untuk merencanakan, mengelola, mengontrol, dan mengevaluasi proyek pengembangan database. Perancangan database terbagi menjadi perancangan konseptual, perancangan logikal, dan perancangan fisikal.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © Catatan Kuliah Sistem Informasi -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -